Aktif Seksual, Saatnya Periksakan Alat Genital Anda
A
A
A
JAKARTA - Lebih dari 92.000 kasus kematian terjadi pada wanita di Indonesia di 2014 akibat kanker. Sebanyak 10,3% merupakan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks hingga kini mencapai 21.000 kasus.
Indonesia sendiri menjadi negara dengan urutan kedua tertinggi jumlah penderita kanker serviks di dunia. Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia idealnya diimbangi dengan tingginya jumlah fasilitas kesehatan tingkat satu berupaprovider (pelaksana program, yang terdiri dari dokter umum dan bidan) dan skrining.
Deteksi dini kanker serviks sendiri sudah bisa melalui tes Inspeksi Visual Asetat (IVA) yang dilakukan oleh bidan. Sayang, masih banyak wanita yang enggan melakukannya karena takut sakit dan malu bila organ genitalnya diperiksa. Fatalnya, ketika diperiksakan ternyata level kanker serviksnya sudah sulit diobati.
Untuk itu, kaum hawa diharapkan memiliki kesadaran tinggi segera memeriksakan diri ke tenaga medis kompeten.
“Saat Anda sudah aktif seksual, sudah saatnya kaum hawa memeriksakan diri ke bidan atau dokter yang berkompeten,” kata Ketua Bidang Pendidikan Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Dr Indra Supradewi saat pemberian alat deteksi dini dari PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) bersama Dompet Dhuafa (DD) kepada bidan inspiratif di Jakarta, baru-baru ini.
Indra Supradewi mengatakan serangan kanker serviks harus diantisipasi sejak dini. Jika terlambat mengetahui keberadaan penyakit ini, kanker serviks sangat mematikan.
Dijelaskannya, ada banyak indikasi yang mengarah adanya kanker serviks, antara lain keluar darah saat berhubungan dengan suami (bukan karena haid) dan keluar cairan berbau tak sedap dari alat kelamin.
“Virus human papillomavirus (HPV) sangat sensitif, sehingga ketika ada gesekan akan mengeluarkan darah,” ujarnya.
Disinggung siapa saja yang berisiko tinggi terhadap kanker seriviks, Indra Supradewi menjawab, perempuan yang menikah di bawah umur, sering ganti pasangan seksual, patner hubungan seksual sering ganti pasangan, dan banyak anak.
“Bagi wanita yang menikah di bawah umur rentan terserang karena ovariumnya masih belum siap,” ucapnya.
Dia pun mengajak para perempuan untuk memeriksakan organ genitalnya ke klinik terdekat. Indra Supradewi pun menjamin pemeriksaan tidak sakit seperti yang banyak dibayangkan orang.
"Saat pemeriksaan banyak yang masih merasa malu. Ada juga yang takut bakal sakit. Padahal sama sekali enggak sakit," ucapnya.
Hal ini merupakan tantangan bagi para bidan. Menurut Indra, penting bagi bidan agar mampu menjelaskan dengan baik pentingnya melakukan tes IVA. Bahwa tes IVA merupakan cara mendeteksi dini ada tidaknya kanker bahkan lesi prakanker di serviks wanita. Semakin dini diketahui, semakin baik.
Tes IVA merupakan cara sederhana tapi efektif dalam mendeteksi kanker serviks. Bidan akan mengoleskan cairan asam asetat ke area serviks wanita, lalu melihat ada tidaknya perubahan warna.
Bila warna serviks tetap kemerahan artinya sehat. Bila ada titik-titik putih, tanda ada lesi prakanker atau kanker serviks sehingga perlu dirujuk untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Kanker Internasional pada 4 Februari, sekaligus Hari Perempuan Internasional 8 Maret lalu, sebanyak 15 bidan inspiratif diberikan alat deteksi dini kanker serviks oleh PTT Exploration and Production dan DD.
"Bidan adalah tenaga medis yang dekat dengan masyarakat dan harus didukung. Kegiatan ini merupakan langkah kecil untuk mendukung kontribusi positif yang dilakukan bidan untuk perempuan Indonesia," kataGeneral Affairs Manager PTTEP, Afiat Djajanegara.
Indonesia sendiri menjadi negara dengan urutan kedua tertinggi jumlah penderita kanker serviks di dunia. Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia idealnya diimbangi dengan tingginya jumlah fasilitas kesehatan tingkat satu berupaprovider (pelaksana program, yang terdiri dari dokter umum dan bidan) dan skrining.
Deteksi dini kanker serviks sendiri sudah bisa melalui tes Inspeksi Visual Asetat (IVA) yang dilakukan oleh bidan. Sayang, masih banyak wanita yang enggan melakukannya karena takut sakit dan malu bila organ genitalnya diperiksa. Fatalnya, ketika diperiksakan ternyata level kanker serviksnya sudah sulit diobati.
Untuk itu, kaum hawa diharapkan memiliki kesadaran tinggi segera memeriksakan diri ke tenaga medis kompeten.
“Saat Anda sudah aktif seksual, sudah saatnya kaum hawa memeriksakan diri ke bidan atau dokter yang berkompeten,” kata Ketua Bidang Pendidikan Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Dr Indra Supradewi saat pemberian alat deteksi dini dari PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) bersama Dompet Dhuafa (DD) kepada bidan inspiratif di Jakarta, baru-baru ini.
Indra Supradewi mengatakan serangan kanker serviks harus diantisipasi sejak dini. Jika terlambat mengetahui keberadaan penyakit ini, kanker serviks sangat mematikan.
Dijelaskannya, ada banyak indikasi yang mengarah adanya kanker serviks, antara lain keluar darah saat berhubungan dengan suami (bukan karena haid) dan keluar cairan berbau tak sedap dari alat kelamin.
“Virus human papillomavirus (HPV) sangat sensitif, sehingga ketika ada gesekan akan mengeluarkan darah,” ujarnya.
Disinggung siapa saja yang berisiko tinggi terhadap kanker seriviks, Indra Supradewi menjawab, perempuan yang menikah di bawah umur, sering ganti pasangan seksual, patner hubungan seksual sering ganti pasangan, dan banyak anak.
“Bagi wanita yang menikah di bawah umur rentan terserang karena ovariumnya masih belum siap,” ucapnya.
Dia pun mengajak para perempuan untuk memeriksakan organ genitalnya ke klinik terdekat. Indra Supradewi pun menjamin pemeriksaan tidak sakit seperti yang banyak dibayangkan orang.
"Saat pemeriksaan banyak yang masih merasa malu. Ada juga yang takut bakal sakit. Padahal sama sekali enggak sakit," ucapnya.
Hal ini merupakan tantangan bagi para bidan. Menurut Indra, penting bagi bidan agar mampu menjelaskan dengan baik pentingnya melakukan tes IVA. Bahwa tes IVA merupakan cara mendeteksi dini ada tidaknya kanker bahkan lesi prakanker di serviks wanita. Semakin dini diketahui, semakin baik.
Tes IVA merupakan cara sederhana tapi efektif dalam mendeteksi kanker serviks. Bidan akan mengoleskan cairan asam asetat ke area serviks wanita, lalu melihat ada tidaknya perubahan warna.
Bila warna serviks tetap kemerahan artinya sehat. Bila ada titik-titik putih, tanda ada lesi prakanker atau kanker serviks sehingga perlu dirujuk untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Kanker Internasional pada 4 Februari, sekaligus Hari Perempuan Internasional 8 Maret lalu, sebanyak 15 bidan inspiratif diberikan alat deteksi dini kanker serviks oleh PTT Exploration and Production dan DD.
"Bidan adalah tenaga medis yang dekat dengan masyarakat dan harus didukung. Kegiatan ini merupakan langkah kecil untuk mendukung kontribusi positif yang dilakukan bidan untuk perempuan Indonesia," kataGeneral Affairs Manager PTTEP, Afiat Djajanegara.
(tdy)